Selasa, 29 Juni 2010

Menuju Neverland

"So come with me, where dreams are born, and time is never planned. Just think of happy things, and your heart will fly on wings, forever, in Never Never Land!" - Peter Pan Quotes


Peter Pan berawal dari sebuah drama di mana skripnya ditulis oleh James M. Barrie. Peter Pan termasuk film sepanjang masa yang masih dikenal sampai saat ini. Peter Pan adalah sosok anak yang nakal yang dapat terbang dan bertualang bersama Wendy Darling dan sang peri Tinker Bell di dalam sebuah pulau yang bernama Neverland.

Neverland sendiri merupakan pulau yang penuh akan imajinasi anak-anak. Di sana tidak akan dikenal adanya proses mandiri dan yang ada di sana hanyalah kebahagiaan. Tak akan ada perang, dendam, saling benci ataupun iri hati, dan kejahatan yang menimbulkan rasa benci.

Neverland merupakan wahana di mana semua orang harus bergembira dan pasti merasakan kebahagiaan tiada tara. Tak akan ada kegelapan di sana karena matahari dan bulan selalu ada. Kita bebas mengekspresikan diri kita seperti yang kita mau. Mereka tidak akan pernah mengenal kata dewasa karena di sana tidak pernah terlahir kedewasaan. Mereka menikmati masa-masa berbahagia sebagai anak-anak dan tak peduli akan tanggung jawab yang akan semakin membebani mereka.

Sejujurnya, saya tak pernah puas dengan dunia Neverland yang pernah saya nikmati sampai kini. Saya memang tidak pernah ingin menjadi dewasa dan menjadi tua. Saya ingin menikmati kehidupan saya seperti masa kanak-kanak di mana kita semua boleh menggantungkan mimpi kita setinggi mungkin. Lebih tinggi daripada langit. Kita memperoleh jutaan kebahagiaan di masa kanak-kanak yang tak akan luput dari ingatan kita.

Masa kanak-kanak adalah masa-masa bahagia. Kita tidak pernah memikirkan adanya permusuhan dan rasa benci. Tidaklah juga kita mengenal politik, ekonomi, kriminal, atau perang. Yang ada hanyalah bahagia untuk menikmati hidup.

Masa kecil saya adalah masa kebahagiaan di mana saya belum bertanggung jawab atas apapun. Saya pernah mengalami Neverland. Saya pernah masuk ke dalamnya. Saya tidak peduli apa yang saya mainkan. Yang saya tahu hanyalah kebahagiaan. Seperti Peter Pan dan Wendy yang terbang berkeliling Neverland sambil bermain-main. Mereka tidak tahu dan tidak peduli dengan apapun yang ada.

Sampai Kapten Hook menyerang. Ia ingin merebut kebahagiaan di mana kita bebas terbang dan ia merasakan iri hati. Serbuk bintang yang ada bersama Peter Pan. Di sanalah satu kebahagiaan akan hilang. Saya sedang berada di dalam pertempuran melawan Kapten Hook karena saya tidak pernah menginginkan menjadi dewasa.

Namun, ketika saya sadari. Inilah saya dan di sinilah saya. Ini bukanlah Neverland. Bukan dunia yang penuh akan keceriaan. Semua orang diwajibkan menjadi dewasa dan memiliki tanggung jawab di dalam hidupnya. Semua orang harus menjalankan hidupnya tanpa bisa lagi bermain-main dan di dunia ini, kita mengenal hanya ada satu bulan dan satu matahari yang selalu berputar bergantian. Tak ada lagi kebahagiaan di mana kita bisa terbang bebas sebebas-bebasnya. Di dunia ini, dunia yang serba terbatas, kita diwajibkan bertumbuh menjadi dewasa sedewasa-dewasanya.

Tugas yang harus diemban adalah mewujudkan mimpi, tetapi bukanlah di Neverland. Ini dunia yang bukan Neverland, melainkan everland. Di sini, kita mengenang masa-masa kita bermain di Neverland sambil memperjuangkan kehidupan di tanah yang sesungguhnya.

Mungkin sekarang, saya ingin kembali ke Neverland. Saya akan menuju Neverland.

Namun pertanyaannya adalah, adakah lagi Neverland itu? Kalau ada, di mana?





Perjalanan menuju Neverland, 29 Juni 2010 | 11.18
A.A. - Calon penghuni Neverland

Sabtu, 26 Juni 2010

Pergilah Ke Mana Hati Membawamu (Va' Dove It Porta Il Coure)


Dan kelak, di saat begitu banyak jalan
terbentang di hadapanmu
dan kau tak tahu jalan mana yang harus
kauambil, janganlah memilihnya dengan
asal saja, tetapi duduklah dan
tunggulah sesaat. Tariklah napas
dalam-dalam, dengan penuh kepercayaan,
seperti saat kau bernapas di hari pertamamu di dunia ini.
Jangan biarkan apapun mengalihkan
perhatianmu, tunggulah dan tunggulah
lebih lama lagi. Berdiam dirilah, tetap hening,
dan dengarkanlah hatimu.
Lalu ketika hati itu berbicara, beranjaklah,
dan pergilah ke mana hati membawamu...



Susanna Tamaro - Pergilah Ke Mana Hati Membawamu

Fiksi

Sekali fiksi, tetaplah dia akan menjadi fiksi. Walaupun kenyataan memang sudah seperti fiksi.

Tetapi hidup bukanlah sekadar fiksi,

dan juga tidaklah semudah fiksi

di mana semua dapat kau rekayasa seperti inginmu





Jakarta, 26 Juni 2010 | 8.09
A.A. - dalam sebuah inisial

Kamis, 24 Juni 2010

Hidup : Datang untuk Pergi

"Hidup ini, Anakku, hidup ini tak ada harganya sama sekali. Tunggulah saatnya, dan kelak engkau akan berpikir, bahwa sia-sia saja Tuhan menciptakan manusia di dunia ini." - Pramoedya Ananta Toer

Pernahakah kita berpikir bahwa hidup kita tak ada perbedaan dengan kereta dan pesawat? Mereka datang, singgah, kemudian pergi. Kita mengalaminya berulang-ulang. Dari stasiun ke stasiun. Dari bandara ke bandara. Dan kita sendiri menuju pada cerita-cerita baru yang kita datangi kemudian kita tinggali begitu saja.

Sebenarnya, hidup kita tidaklah seperti itu. Ada banyak babak yang membawa kita pada cerita-cerita yang akhirnya kita sadari pada saat menjelang kita pergi.Hidup bukanlah sekadar datang kemudian pergi. Sebenarnya Tuhan hendak bercerita kepada kita di balik itu semua. Sayangnya, Tuhan terlalu hebat untuk menyimpan rahasianya. Terlalu pandai untuk mengajak kita bermain tebak-tebakan.

Sesungguhnya, betapa indahnya ketika kita berjalan untuk merenungi pencarian jati diri kita yang paling hakiki. Di sanalah kita akan menemukan: mengapa kita ada di sini saat ini? Bukan sekadar melintasi kemudian menuju kepada tempat lainnya. Kemudian, masih adakah pemikiran semacam pemikiran seorang Pramoedya yang mengatakan betapa sia-sianya Tuhan menciptakan hidup ini? Entahlah. Itu hanya saya, Anda, Pram, dan Tuhan yang tahu jawabannya.


Jakarta, 24 Juni 2010 | 5.56
A. A. - dalam sebuah inisial

Senin, 21 Juni 2010

Meneguk Gelas Bahagia

Pertanyaan mendasar bagi semua orang yang pernah bertumbuh besar dan menjadi dewasa di dunia ini: apakah kalian pernah bahagia?

Saya pernah mendapati pertanyaan ini tengah malam. Saya selalu memeriksa ponsel saya tengah malam, setelah membaca buku atau menjelang tidur setelah benar-benar penat menulis. Salah seorang karib saya mengirimkan pertanyaan itu kepada saya. Saya hanya tertawa menjawab pertanyaan itu. Untuk saya, setiap hari adalah bahagia. Bahagia karena kita bisa kembali terbangun, kembali beraktivitas, kembali menunaikan segala kewajiban kita, dan kembali beristirahat karena kitapun masih manusia.

Hari ini, salah seorang sahabat yang peduli, penyayang, loyal, dan nyaris sempurna, haruslah meneguk bergelas-gelas kebahagiaan. Mengapa? Karena pertambahan usianya untuk mencapai kedewasaan telah tiba. Sengaja saya menghadiahkan postingan ini untuknya. Maka, Mbak Elok Akasia Randu Jati -yang kuyakini ini bukan nama sebenarnya di KTP-, ini persembahanku yang kukhususkan untukmu dengan penuh rasa cinta.

Saya tidak tahu berapa gelas kebahagiaan yang telah diteguknya pagi ini setelah mendapatkan beribu-ribu ucapan selamat ulang tahun. Yang pasti, saya tahu bahwa dia adalah salah seorang yang pernah berbahagia di dunia ini. Acap kali, saya merasa malu pada diri sendiri: dia mencari saya kala hilang, tetapi tidak dengan saya. Adilkah itu? Tentu tidak.

Kami belum pernah bertemu. Komunikasi kami hanya sebatas SMS, blog, dan wall to wall di Facebook. Namun saya bisa memahami seperti apa dirinya. Mungkin akan 180 derajat berbeda dengan saya ketika kelak kami bertemu. Kami bercanda, tertawa, merasakan sari pati kehidupan, dan bersahabat lewat dunia maya. Nah, bukankah itu semua indah?! Ketika kita menyadari betapa manisnya sari pati kehidupan, tentu amatlah mudah juga bagi kita untuk menelusuri kebahagiaan walau hanya lewat dunia maya.

Pertama kali saya berjumpa dengannya, dengan tawanya yang nyeleneh berkomentar di blog ini pada awal Juli tahun lalu. Saya kaget bukan kepalang, komentar di catatan saya dibalasnya semua padahal saya belum membalasnya. Ah, pertama kali berpikir, jangan-jangan ini SPAM. (Ini pengakuan dosaku, Mbak Elok, hahaha...) Saya mulai berpikir haruskah di-report abuse? Namun saya urungkan niatan itu semua karena server internet sedang menjadi seperti siput kelas kakap.

Kemudian, Mbak Elok mengajak saya menjadi temannya. Saya m,embuka tangan untuk itu semua. Saya melupakan SPAM itu dan membukanya menjadi seorang teman baik di blog. Persahabatan kami teruslah berlanjut sampai kini walaupun dia rajin SMS dan saya tidak pernah rajin membalasnya. (Untuk itu, inilah apologiku, Mbak Elok)

Tak ada persahabatan yang tidak pernah merasakan kegelisahan. Saya orang yang mudah meresah. Suatu malam, saya mendapatkan kabar dari seorang kawan bahwa Mbak Elok ini terbaring sakit, saya mencoba mencari tahu dahulu kebenarannya. Eh, ketika dia membalas SMSku, geregetan aku dibuatnya. Dia malah tertawa-tawa dengan isi SMSku itu. Apa ada yang salah dengan itu semua? Saya kembali membaca SMS yang saya kirimkan dan saya amini bahwa tak ada yang salah. Kemudian saya membalas SMSnya dengan penuh rasa serius, dibalasnya lagi dengan kata-kata yang tak beres, yang tidak mencerminkan bahwa dia sedang sakit.

Masih ada harapan bagi setiap kawan yang ingin memberikan kontribusi kehidupan bagi orang-orang yang dikasihinya. Dan saya, memberikan kontribusi rasa cinta saya kepada Mbak Elok sebagai seorang sahabat, teman seperjalanan, dan teman tertawa-tawa sampai suatu saat kita sadari: betapa manisnya gelas kebahagiaan yang telah kita kecap bersama.

Kawan, sahabat, dan suadaraku, selamat ulang tahun! Dirgahayu untukmu selalu...



Jakarta, 21 Juni 2010 | 9.06
A.A. - catatan harian seorang kawan


Mundurlah, wahai Waktu
Ada "Selamat ulang tahun"
Yang tertahan tuk kuucapkan
Yang harusnya tiba tepat waktunya
Dan rasa cinta yang s'lalu membara
Untuk dia yang terjaga
Menantiku

Dewi Lestari - Selamat Ulang Tahun

Rabu, 09 Juni 2010

Maaf

Maaf jika semua terlalu sederhana
jika semua tak seperti bayanganmu
jika semua berjalan apa adanya
jika semua tidak ada tantangan yang terbawa
semua seperti hambar, tawar

Maaf jika semua tidak berjalan
jika semua mementingkan egois
jika semua harus menggunakan kekerasan
jika semua dihibahkan begitu saja
jika semua direlakan tanpa pasti
semua begitu saja, sangat

Maaf jika saya tidak pernah menjadi teman yang peduli
jika saya tidak pernah menjadi saudara yang bisa melindungi
jika saya tidak pernah menjadi anak yang patuh
jika saya tidak pernah menjadi guru yang patut dicontoh
jika saya tidak pernah menjadi pendengar yang setia
jika saya tidak pernah menjadi manusia yang patut dikatakan manusia
itu semua mungkin atas kekhilafan,keegoisan, dan rasa iri hati

Maaf, untuk semua yang patut diucapkan dan diberi maaf
Mungkin hanya ini, saya mampu.



Jakarta, 9 Juni 2010 | 8.03
A.A. - dalam sebuah inisial

Selasa, 08 Juni 2010

Hujan Bulan Juni

















tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu



Sapardi Djoko Damono
- Hujan Bulan Juni, Kumpulan Puisi (Grasindo, 2003)