Rabu, 10 Oktober 2012

Merayakan Che Guevara

duhai kasih
aku sebenarnya berharap ada kau disisiku
bercumbu dalam orasi-orasi tentang pembebasan
berkasih-kasih dalam debat panjang revolusi
berpeluk mesra dalam kejaran tirani

duhai kasih
aku sebenarnya berharap kau ada disisiku
berjalan bergandengan dengan kaum tertindas
bernyanyi mesra dalam tarian penantian
atau hanya sekedar diam dan saling memandang
sambil berpikir berdua adakah ruang untuk kita
berucap mesra dalam tangisan kehilangan

duhai kasih
sekali lagi aku berharap
bukankah kamu tau
revolusi butuh pejuang
siapkan dirimu...
agar kutanamkan benih revolusi dirahimmu

***

aku tahu, ya aku tahu!
jika aku keluar, sungai menelanku
inilah takdirku, hari ini aku pasti mati!
tapi tidak, kekuatan jiwa kan mengatasi segalanya
ada beribu rintangan, ku akui itu
tak kan ku keluar
jika harus mati, biarlah terjadi di gua ini

peluru, apakah yang dapat ia lakukan
jika takdirku adalah mati tenggelam?
tapi, kan kukalahkan takdir itu
kekuatan jiwa kan mengalahkannya

mati? tentu saja!
tapi di tembusi peluru, di robek banyonet?
TIDAK!
tenggelam, tidak!
kenangan kan mencatat namaku abadi
aku melawan!
aku mati melawan!




- Che Guevara

Minggu, 23 September 2012

Perihal: Eulogi

G,
bagiku semua kehilangan adalah hal yang menyakitkan, bagaimana tidak ketika kau harus melepas orang yang kaukasihi dan tidak lagi dapat menggapai mereka. kepedihan bagai tombak yang menikam punggungmu, sampai berdarah menembus jantungmu, lalu lenyap. keniskalaan yang kaudapatkan.

G,
bagiku semua kesedihan adalah sama, tidak bisa tidak untuk belajar merelakan atau tetap berjalan bersama waktu yang tidak akan pernah meninggalkanmu dan aku. sementara itu kehilangan akan semakin nyata saat orang yang kaukasihi berlalu dan berjalan entah ke dunia mana lagi.

G,
bagiku semua kehilangan dan kesedihan adalah sama. yang berbeda pada saat kautahu apa yang kaurasa hilang dan dukamu semakin mendalam. untukku, kehilangan yang paling menyakitkan bukan pada saat kaurasakan kehilangan akan seseorang, tetapi ketika kau telah kehilangan hatinya.

karena cinta yang kaukasihi itu tidak akan lagi berlabuh kepada dirimu



Jakarta, 23 September 2012 | 19.32

A.A. - dalam sebuah inisial

Jumat, 14 September 2012

Medio September

puisi-puisimu tidak berbeda seperti daun-daun kering
: berserak di mana-mana, meminta orang memungutnya
setiap kata yang terempas di kertas tidak dibiarkannya diam
hanya seakan-akan butuh kepastian untuk berharap lebih
saat waktu memasuki September dan bergegas pergi

sampai suatu saat, kesadaran manusia pun ada
tidak ada yang tidak fana di dunia ini
dan kekekalan hanyalah bukti nyata tentang manusia
yang ingin menyamakan diri dengan penciptanya


Bandung, 15 September 2012 | 02.32

A.A. - dalam sebuah inisial