Jumat, 18 Maret 2011

Titip Tanya Kepada Tuhan

kepada pak pos yang sering kujumpa ketika aku hendak mengirim surat
tolong sampaikan kepada Tuhan, kalau bapak ketemu denganNya di jalan:
apa Tuhan pernah meminta dibela untuk menjadi menang?

kepada pak supir bus kota yang sering kujumpa kala aku berangkat ke luar kota
sampaikan tanyaku kepada Tuhan, kalau bapak berjumpa denganNya di suatu kota:
dengan cara apa aku harus membela Tuhan jika Tuhan meminta dibela?

kepada pak masinis yang sering kujumpa saat aku hendak menghabiskan waktu di kereta
tolong sampaikan tanyaku kepada Tuhan, kalau bapak ketemu denganNya di lorong kereta:
mengapa Tuhan harus dibela dengan cara yang seperti itu?

kepada pak dokter yang sering kujumpa saat aku butuh obat anti rasa sakit
sampaikan tanyaku kepada Tuhan, kalau Tuhan menjadi pasienmu:
apakah Tuhan pernah mengajarkan umatNya untuk membela dengan amunisi?

kepada pak guru yang sering kujumpa kala aku butuh bantuan ilmu
sampaikan tanyaku kepada Tuhan, kalau bapak pergi berguru lagi kepada Tuhan:
kalau Tuhan tak perlu dibela, mengapa mereka membelaMu, Tuhan?

kepada pak loper yang selalu kutemui setiap pagi menyambut koranmu
titip tanyaku kepada Tuhan, kalau pagi ini kamu mengantar koran ke muka rumah Tuhan:
mengapa mereka membelaMu dengan mengorbankan nyawa sesama ciptaanMu?

kepada pak penjual bubur yang kunantikan dengan semangkuk bubur panas mengepul
sampaikan tanyaku kepada Tuhan, kalau pagi ini Tuhan membeli semangkuk buburmu:
lalu mengapa Tuhan cuma bisa menonton saja, apa Tuhan menghargai keragaman seperti itu juga?

kepada pak pelayan kafe yang sering kutemui ketika aku hendak memesan minum
sampaikan tanyaku kepada Tuhan, kalau Tuhan sedang ngopi di sini:
apa Tuhan sudah baca koran pagi kalau lagi-lagi ada bom, pembakaran rumah ibadah, pelarangan untuk berdoa kepadaMu, dan lagi-lagi nama Tuhan digunakan?

ah, untuk yang satu ini, biar aku yang menyampaikan kepada Tuhan sendiri
kalau aku menemuinya di sebuah tempat yang teduh dan ingin bermanja denganNya:

apa Tuhan tahu ada banyak cara untuk menyembah Sang Pencipta dan apa Tuhan pernah menolak doa-doa mereka dari segala macam keragaman tersebut?





Jakarta, 18 Maret 2011 | 04.26
A.A. - dalam sebuah inisial

Tidak ada komentar: