Hari ini Anda adalah orang yang sama dengan Anda di lima tahun mendatang, kecuali dua hal: orang-orang di sekeliling Anda dan buku-buku yang Anda baca. - Charles Jones
Dua minggu lagi. Ya, tinggal dua minggu lagi saya berkutat dengan naskah setumpuk di meja kerja, setiap waktu kosong membukanya, membacanya, dan mencoba menikmatinya. Dua minggu lagi saya melewati malam-malam panjang saya dengan membaca dan kemudian kehidupan saya akanlah lagi kembali seperti biasa. Di sisi lain amatlah menyenangkan, namun saya percaya saya akan kehilangan momentum-momentum seperti itu.
Saya menikmati pekerjaan ini. Pekerjaan yang hanya butuh dikerjakan di rumah atau di mana kita bisa membuatnya kapan saja. Deadline satu minggu saya rasa adalah hal yang baik. Orang seperti saya memang harus ditenggat dengan garis mati itu. Lha? Kalau tidak, saya bisa terlena dengan kesantaian saya. Masa kerja saya dengan salah satu penerbitan hampir habis, hampir.
Sudah 15 naskah yang saya baca bersama rekan-rekan satu tim di dalam penerbitan itu. Banyak sekali tema yang diangkat oleh penulis dan dari berbagai macam rasa dan cara menceritakannya. Banyak naskah yang menarik dan lebih banyak lagi naskah yang terpaksa dipulangkan kepada ayah-ibunya karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Selama bekerja di sini, saya mengenal dekat berbagai orang yang berada di belakang buku. Dan kini, saya salah seorangnya -untuk sementara waktu saja-. Kami berbagi cerita penulisan, cara menerbitkan, dan banyak lainnya. Setiap Sabtu, kami berkumpul. Bertukar cerita mengenai naskah yang kami baca dan diselingi senda gurau.
Rekan-rekan kerja saya bukanlah mereka yang memang fokus untuk penerbitan. Tidak! Mereka adalah mahasiswa atau karyawan kantor yang masih muda. Saya? Hahaha... Tak perlu ditanya. Pokoknya saya yang paling muda di antara mereka semua itu. Percaya saja! Saya tak berani bohong soal ini.
Pekerjaan yang hanya sekadar membaca ini menuntut saya untuk menerima semua naskah tersebut apa adanya. Mau tak mau. Saya tidak bisa menuntut genre apa yang ingin saya baca, melainkan genre tersebut haruslah saya baca. Awalnya membaca seperti itu adalah membaca yang sangat menyiksa dan memaksa sekali. Dari hari ke hari, minggu ke minggu, saya mulai bisa beradaptasi dengan itu semua. Saya mulai bisa membacanya dengan cinta.
Saya menikmati pekerjaan saya. Sungguh! Pekerjaan yang ternikmat yang pernah saya lakukan. Sekadar membaca kemudian memberikan penilaian terhadap naskah yang tinggal memilih dua arah: kantor pos atau divisi editing. Begitulah, bekerja yang sesuai dengan hobi dan minat. Betapa menyenangkannya!
Bekerja di sini tak bedanya dengan membaca cinta. Seperti membaca semua naskah saya yang tak jauh tentang cinta. Cinta memberikan rasa serius yang lebih tetapi lebih mendalam memberikan makna dan pengalaman. Saya menemukan rekan kerja saya yang memiliki kemampuan lebih daripada saya. Di sini, kita siap dipuji dan dicela, akan dipuja dan dicerca. Tetapi, dari itu semua kita akan memetik pelajaran berharga.
Dua minggu lagi, saya bekerja. Rapat besar tim naskah akan siap digelar sebagai bentuk pertanggung-jawaban kami sebagai tim penilai naskah tersebut. Kemudian saya akan menikmati hari-hari saya seperti biasa: membaca tanpa tenggat waktu. Di sisi lain, saya akan merasakan kehilangan waktu kebersamaan saya dengan rekan-rekan tim naskah tersebut. Saya akan menjadi jarang melewati dini hari dengan membaca. Saya akan merindukan itu semua, pada suatu hari nanti. Itukah bentuk dari membaca cinta? Hanya kita yang tahu jawabannya.
Tabik!
Jakarta, 23 Maret 2010 | 9.10
AA. - dalam sebuah inisial
Pro GM, di mana aku menaungi diri dengan membaca dan menulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar