Sepanjang perjalanan hari ini, aku melihat banyak sekali kejadian yang rupa-rupanya acap kali luput dari mataku. Adalah tentang kasih. Di mana terpatri antara anak dan orang tuanya. Aku tak tahu kalau itu menjadi suatu kewajiban atau tidak, tetapi aku merasa di sanalah tertera cinta yang sesungguhnya dari orang tua kepada anaknya.
Pagi tadi, sebelum ke markas di Jagakarsa, aku memperhatikan seorang ayah yang terus menggendong anaknya agar tidak lari ke mana-mana. Ya, kalau kau tahu ayah itu adalah seorang pengamen. Entahlah, kehadiran anak itu apakah menjadi sebuah visi dan misi atau tidak. Sang ayah menyanyi sambil menggandeng anaknya di dalam sebuah bus kota.
Kemudian, ketika menuju ke markas, lagi-lagi kulihat seorang ayah menjemput anaknya pulang sekolah dengan menggunakan angkutan umum. Dia membawa anaknya menyebrangi jalan dan membantunya naik ke dalam mobil.
Aku terengah. Ada kasih pada ayah, tiada henti...
Kemudian, ketika aku menuju pulang, aku melihat seorang ibu sedang sibuk menggendong anaknya walaupun di tangannya penuh dengan dokumen yang dia bawa. Anak itu tertidur di dalam gendongannya. Mereka melintasi jalan raya yang padat.
Lagi, seorang ibu hampir terjatuh ketika anak yang di dalam pelukannya bergerak membrutal setelah bangun dari tidurnya. Ibu itu menenangkan anaknya kembali dan sang anak lagi-lagi tertidur.
Aku terengah. Ada kasih pada ibu, tiada henti...
Hari ini aku belajar, ada kasih pada ayah dan ibu. Ah, aku rindu untuk bersenda gurau pada mereka.
Jakarta, 13 Maret 2010 | 21.53
AA. - dalam sebuah inisial
Pagi tadi, sebelum ke markas di Jagakarsa, aku memperhatikan seorang ayah yang terus menggendong anaknya agar tidak lari ke mana-mana. Ya, kalau kau tahu ayah itu adalah seorang pengamen. Entahlah, kehadiran anak itu apakah menjadi sebuah visi dan misi atau tidak. Sang ayah menyanyi sambil menggandeng anaknya di dalam sebuah bus kota.
Kemudian, ketika menuju ke markas, lagi-lagi kulihat seorang ayah menjemput anaknya pulang sekolah dengan menggunakan angkutan umum. Dia membawa anaknya menyebrangi jalan dan membantunya naik ke dalam mobil.
Aku terengah. Ada kasih pada ayah, tiada henti...
Kemudian, ketika aku menuju pulang, aku melihat seorang ibu sedang sibuk menggendong anaknya walaupun di tangannya penuh dengan dokumen yang dia bawa. Anak itu tertidur di dalam gendongannya. Mereka melintasi jalan raya yang padat.
Lagi, seorang ibu hampir terjatuh ketika anak yang di dalam pelukannya bergerak membrutal setelah bangun dari tidurnya. Ibu itu menenangkan anaknya kembali dan sang anak lagi-lagi tertidur.
Aku terengah. Ada kasih pada ibu, tiada henti...
Hari ini aku belajar, ada kasih pada ayah dan ibu. Ah, aku rindu untuk bersenda gurau pada mereka.
Jakarta, 13 Maret 2010 | 21.53
AA. - dalam sebuah inisial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar