Minggu, 14 Maret 2010

Cintamani

Cintamani
Catatan Kaki-kaki [4]



"Bagaimana perasaanmu mengenai cinta yang kau pendam begitu lama?"
"Rasa merisaukan cinta itu sendirii dan tiada yang hendak kubagikan dalam kehidupan."
"Baiknya kau penuh harap kepada Sang Cintamani, manatahu ia akan berbaik hati untuk membuat kau dan dia merengkuh suatu harap dari ketiadaan yang begitu semu."
"Aku sudah terlalu banyak berharap. Kepada siapa lagi aku harus bersandar? Rasanya memang tiada asa yang dapat kutorehkan dan dapat kubagi."
"Ada kalanya belum menjadi saatnya, sesuatu harus dikatakan. Tapi dengan menegakkan hati sampai pada pancang tertinggi, di sanalah sudah kau tanamkan harapan penuh dengan air mata dan gelak tawa dari dirimu sendiri."






Catatan Kaki-kaki adalah serial 99 catatan dengan gaya bahasa komunikasi antar dua orang. Tulisan ini pernah dilabuhkan di blog lama saya dan pada akhirnya berlabuh juga pada blog ini. Tulisan yang ada di dalam serial ini tidak akan pernah dapat disamakan dengan cerpen karena karakter tulisannya yang terlalu sedikit. Di sini -dalam serial ini-, tidak akan pernah ditemukan narasi yang tidak dalam bentuk dialog.

Tidak ada komentar: