Pepatah sering mengatakan "ada waktunya bertemu, juga ada waktunya berpisah." Saya pikir itu adalah sesuatu yang netral dalam hidup. Seperti ada kelahiran, tentu juga ada kematian. Seperti hukum sebab akibat. Dan berbagai hukum timbal balik lainnya.
Kelahiran tentu saat - saat membahagiakan. Itu merupakan pertemua perdana ketika seseorang manusia dalam ujud kecilnya dilahirkan dengan manusia - manusia yang telah lahir sebelumnya dan dengan dunia. Pertemuan yang membahagiakan bukan? Atau ketika anda bertemu dengan seseorang yang anda cintai. Menjadi sebuah pertemuan yang mengharukan.
Jadi, pertemuan adalah sesuatu yang membahagiakan untuk anda yang sedang rindu ataupun merasa sendiri dalam hidup anda. (Kecuali, anda bertemu dengan musuh anda, tentunya bukan kebahagiaan yang anda dapatkan melainkan amarah dan dendam).
Namun bagaimana dengan berpisah?
Berpisah dengan seseorang yang anda kasihi?
Berpisah dengan seseorang yang anda sayangi?
Berpisah dengan seseorang yang mengasihi anda?
Berpisah berasal dari kata "pisah" yang artinya akan berubah menjadi jauh. Sebuah perpisahan akan menjadi saat - saat yang mengharukan, menyedihkan, menyakitkan, dan suasana - suasana lainnya yang menjadikan sesuatu tak lengkap. Tak sempurna lagi.
(Kecuali anda berpisah dengan musuh anda, itu lain soal.)
Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang harus berpisah. Kematian. Jarak. Ruang lingkup. Dan banyak lainnya.
Berpisah. Saat yang menakutkan kah? Terus terang dalam hidup saya, berpisah adalah saat yang harus saya lalui dalam deru air mata. Dan yang pasti dalam pikiran saya, berpisah adalah sesuatu yang bisa membuat saya terjatuh, namun belum tentu menakutkan diri saya.
Kadang sayapun juga ragu terhadap diri saya. Apakah saya berani menghadapi perpisahan? Berpisah dengan orang yang saya kasihi, keluarga, sahabat - sahabat, dan semua orang yang pernah saya jumpai.
Bagaimana memaknai rasa perpisahan? Saya tak pernah bisa merasakan makna perpisahan. Ketika saya bertemu dengan seseorang yang membuat saya nyaman bersamanya, saya tak pernah berpikir dengan perpisahan. Yang saya lakukan adalah apa yang saya harus lakukan ketika berjumpa dengan orang itu.
Namun, ketika saya merasakan kehilangan orang itu, saya baru sadar, saya telah berpisah dengannya. Ketika saya merindukannya, saya baru sadar, dia tak ada di samping saya. Tidak menemani saya. Nah, di saat - saat itulah saya harus berani melawan ketakutan saya terhadap perpisahan.
Perpisahan itu ada dua. Berpisah untuk sementara atau berpisah untuk selamanya. Yang saya tuliskan ini adalah berpisah untuk selamanya. Bagaimana rasanya berpisah, dan bagaimana rasanya memaknai perpisahan itu. (walau menyakitkan)
Kenikmatan yang saya ambil? Rasanya ada... walau sedikit sekali. Yaitu bagaimana perpisahan mendewasakan saya dan menjadikan sebuah ketegaran yang harus saya jalani. Menemukan mozaik yang hilang dari bagian kehidupan saya.
>>> Pagi ini
Jakarta 18 Oktober 2008
-Aveline Agrippina Tando
*) Catatan ini bukan catatan perpisahan ataupun menjadi tulisan terakhir...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar