Embusan karang yang terseret ombak di tepi dermaga
Aku tetap memaku diri untuk tetap diam berdiri
Mencari pelepas dahaga di tepi telaga
Aku pergi berlari mencari tempat menggantung
Agar cahaya dapat celos dari lorong sepi itu
Mahkamah Tuhan yang tahu rasanya kesepian
Dan pelita menjadi sobat dari jalan merantau
Semoga ia menjadi obat penawar rasa sakit
Daripada kau memutuskan untuk mengkafani aku
Atau biarkan sajak-sajakku tertabur dalam kertas
Dan menyatu menjadi tulang belulang di tanah
Saat aku kembali pulang
Jakarta, 19 September 2010 | 02.31
A.A. - dalam sebuah inisial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar