Ya, seperti judul di atas. Lembar ini adalah sebuah jawaban atas kejenuhan menulis blog yang kualami nyaris dua minggu ini. Dan kini, semangat yang redup itu kembali sudah menjadi terang. Jemari sudah tak tahan untuk mengurai kata dan otak yang adalah produsen sudah menyalakan mesinnya untuk bergegas tancap gas kembali berproduksi di blog.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pamor Facebook memang lebih tenar dibandingkan Multiply saat kini. Tetapi kuyakini semua akan kembali ke Multiply. Seperti aku. Aku menjadikan Facebook adalah tempat perselingkuhanku. Hahaha... Aku berselingkuh dengan kuis-kuis yang secara iseng mulai kuisi dan menjelajahi status kawan-kawan yang setiap harinya. Maka, jangan heran kalau nyaris setiap harinya aku pasti mengisi status kawan-kawanku. Hahaha...
Tapi, sudah sejak lama aku memang ingin mendeactivekan Facebook-ku itu. Petaka! Petaka memiliki Facebook bagiku. Katanya memang dia adalah candu. Dan aku memang menanti saat-saat aku ditegur oleh Facebook. Mungkin dipikir aku memang gila, tapi memang benar. Aku sedang menanti ditegur Facebook. Aku ingin IDku di sana dinonaktifkan karena dengan mendeactivekan secara tempo tidak menyelamatkan aku. Akhirnya, aku mendapatkannya! Mendapatkan teguran yang sangat kunantikan, tapi tidak didelete juga Facebook-ku itu. Aih!
Juga kini aku menikmati kesendirianku. Aku beralih dari Multiply dan menulis di petak lainnya. Aku punya lahan di tempat lainnya. Dan kalau aku hilang di permukaan dunia maya, artinya aku memang sedang mengurus lahanku itu. Kutanam kembali dia dengan bibit-bibit kata dan kupupuki dengan cerita-cerita yang bergemul di dalam benakku. Lahan itu memang kukhususkan untuk lahan meditasi pribadi. Hahaha... Tak terbuka untuk umum. Sangat privasi dan terpencil.
Kalau ada yang singgah, pastilah dia tersesat atau karena kuundang. Kadang aku mengundang beberapa kawan untuk mengajaknya membaca dan tentunya jangan berikan komentar. Biar lahan itu terus kutaburi dengan kata-kata sampai akhirnya musim panennya tiba. Entah kapan musim panennya tiba.
Tapi tak etis kalau Multiply di mana aku sudah bernaung dengan berbagai macam tulisan, berbagai macam orang yang berbagai macam karakter, berbagai macam kisah, berbagai macam suka dan duka. Maka Multiply adalah kekasihku. Dia adalah kekasihku seperti yang pernah kutorehkan dalam status Facebook-ku. Multiply adalah kekasihku dan Facebook adalah selingkuhanku.
Memang benar ternyata kalau selingkuh itu tak selamanya indah.
Juga tak lain adalah hadiah dari beberapa proyek dengan kawan-kawan yang kutunda sementara waktu karena tugas dan mengejar target yang lebih penting yang kini harus kubayar. Seminggu tanpa menulis di blog ini memang hambar rasanya tetapi aku berhasil menyelesaikan beberapa pekerjaan yang sempat tertunda dan melunasi hutang-hutang janji pada teman-temanku. Membaca beberapa novel kiriman dan beberapa novel hasil penjejakkan dua kali di Jakarta Book Fair dan berjanji akan kutuliskan ulasannya di blog ini.
Sesungguhnya, aku tak berhenti nge-blog. Bahkan sewaktu internet Indonesia diblokir saja, aku mencari berbagai macam celah untuk tetap nge-blog. Kini, dengan semangat yang menggebu-gebu dan kobaran semangat Diponegoro, aku akan kembali nge-blog. Dan tulisan ini menjadi bukti bahwa aku kembali.
Mungkin nukilan-nukilan yang sempat hilang dari blog ini tak akan kuposting di sini. Biarkan dia berada di tempat yang sepi sendiri, di mana hanya aku, Tuhan, dan tulisan itu sendiri yang tahu keberadaannya di mana.
Nah, selamat pagi dan selamat kembali nge-blog!
6 Juli 2009 | 10.17
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pamor Facebook memang lebih tenar dibandingkan Multiply saat kini. Tetapi kuyakini semua akan kembali ke Multiply. Seperti aku. Aku menjadikan Facebook adalah tempat perselingkuhanku. Hahaha... Aku berselingkuh dengan kuis-kuis yang secara iseng mulai kuisi dan menjelajahi status kawan-kawan yang setiap harinya. Maka, jangan heran kalau nyaris setiap harinya aku pasti mengisi status kawan-kawanku. Hahaha...
Tapi, sudah sejak lama aku memang ingin mendeactivekan Facebook-ku itu. Petaka! Petaka memiliki Facebook bagiku. Katanya memang dia adalah candu. Dan aku memang menanti saat-saat aku ditegur oleh Facebook. Mungkin dipikir aku memang gila, tapi memang benar. Aku sedang menanti ditegur Facebook. Aku ingin IDku di sana dinonaktifkan karena dengan mendeactivekan secara tempo tidak menyelamatkan aku. Akhirnya, aku mendapatkannya! Mendapatkan teguran yang sangat kunantikan, tapi tidak didelete juga Facebook-ku itu. Aih!
Juga kini aku menikmati kesendirianku. Aku beralih dari Multiply dan menulis di petak lainnya. Aku punya lahan di tempat lainnya. Dan kalau aku hilang di permukaan dunia maya, artinya aku memang sedang mengurus lahanku itu. Kutanam kembali dia dengan bibit-bibit kata dan kupupuki dengan cerita-cerita yang bergemul di dalam benakku. Lahan itu memang kukhususkan untuk lahan meditasi pribadi. Hahaha... Tak terbuka untuk umum. Sangat privasi dan terpencil.
Kalau ada yang singgah, pastilah dia tersesat atau karena kuundang. Kadang aku mengundang beberapa kawan untuk mengajaknya membaca dan tentunya jangan berikan komentar. Biar lahan itu terus kutaburi dengan kata-kata sampai akhirnya musim panennya tiba. Entah kapan musim panennya tiba.
Tapi tak etis kalau Multiply di mana aku sudah bernaung dengan berbagai macam tulisan, berbagai macam orang yang berbagai macam karakter, berbagai macam kisah, berbagai macam suka dan duka. Maka Multiply adalah kekasihku. Dia adalah kekasihku seperti yang pernah kutorehkan dalam status Facebook-ku. Multiply adalah kekasihku dan Facebook adalah selingkuhanku.
Memang benar ternyata kalau selingkuh itu tak selamanya indah.
Juga tak lain adalah hadiah dari beberapa proyek dengan kawan-kawan yang kutunda sementara waktu karena tugas dan mengejar target yang lebih penting yang kini harus kubayar. Seminggu tanpa menulis di blog ini memang hambar rasanya tetapi aku berhasil menyelesaikan beberapa pekerjaan yang sempat tertunda dan melunasi hutang-hutang janji pada teman-temanku. Membaca beberapa novel kiriman dan beberapa novel hasil penjejakkan dua kali di Jakarta Book Fair dan berjanji akan kutuliskan ulasannya di blog ini.
Sesungguhnya, aku tak berhenti nge-blog. Bahkan sewaktu internet Indonesia diblokir saja, aku mencari berbagai macam celah untuk tetap nge-blog. Kini, dengan semangat yang menggebu-gebu dan kobaran semangat Diponegoro, aku akan kembali nge-blog. Dan tulisan ini menjadi bukti bahwa aku kembali.
Mungkin nukilan-nukilan yang sempat hilang dari blog ini tak akan kuposting di sini. Biarkan dia berada di tempat yang sepi sendiri, di mana hanya aku, Tuhan, dan tulisan itu sendiri yang tahu keberadaannya di mana.
Nah, selamat pagi dan selamat kembali nge-blog!
6 Juli 2009 | 10.17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar