Rabu, 26 November 2008

Komunikasi (Tanpa) Batas

Komunikasi (Tanpa) Batas
Untuk sebuah pribadi yang merasa jauh


-Aveline Agrippina-


"Lalu apa rasanya tanpa teman?"
"Kosong yang pasti."
"Hanya itu?"
"Masih banyak kok!"
"Kalo sahabat itu pergi menjauh?"
"Aku yang merasa kesepian."
"Seberapa jauh sepi itu?"
"Amat jauh..."
"Oh ya?"
"Ya..."

***

"Lalu... bagaimana memaknai sebuah pertemanan?"
"Menghargai dan memberi kebebasan. Itu kuncinya."
"Lalu, kenapa harus takut ketika sahabatmu itu berbicara dengan yang lain?"
"Karena aku merasa sepi."
"Yakinkah demikian?"
"Amat yakin..."
"Kalo kamu takut, artinya kamu tidak memberikan kebebasan dong?"
"Masak sih... perasaan aku selalu memberikan kebebasan untuknya."
"Coba jelaskan!"
"Kalo sahabatku berbicara dengan yang lain, aku ikut mendengar dan aku ikut tertawa. Namun tak lama aku pergi dari mereka. Biarlah mereka berduaan saja."
"Itu yang namanya kebebasan?"
"Iya..."
"Kurasa kamu salah mengatakan itu sebuah kebebasan. Kebebasan itu bukan kamu berlari lalu merasa takut sendiri."
"Jadi bagaimana?"
"Bagaimana kamu memposisikan dirimu yang tepat di antara sahabatmu juga bisa menerima keberadaan teman yang dekat dengan sahabatmu itu. Bukan karena terpaksa lalu kamu merasa takut. Tetapi memang tulus. Barulah kamu bisa mengatakan kebebasan."
"Caranya?"
"Seperti demikianlah... Memahami pribadi masing - masing."

***

"Menilai bukanlah sebuah perbuatan yang terlarang."
"Lalu?"
"Menilai adalah perbuatan untuk meningkatkan karakter masing - masing insan."

***

"Tiba-tiba hujan turun sore ini, aku teringat pada engkau..."
"Aku?"
"Ya... engkau.... sahabat yang kukenal 6 tahun lalu."
"Ada apa dengan aku dan hujan?"
"Ya... ketika hujan turun, engkau bertanya tentang hal - hal pertemanan."
"Dan kau selalu menyebut itu dalam catatanmu itu adalah komunikasi tanpa batas."
"Tetapi kata 'batas' kuapitkan dengan tanda kurung. Bisa jadi komunikasi kita berbatas."
"Sejak 6 tahun lalu aku mengenalmu, kamu jiwa yang tetap."
"Untuk apa aku berubah? Walau aku semakin dewasa, tetapi aku adalah aku. Tak akan menjadi yang lain."
"Komunikasi tanpa batas ya?"
"Yap... itulah yang kusebut dengan sebuah pertemanan."




Ketika hujan turun sore ini
Dan aku sedang menatap jemariku
10 jemari menari dengan indahnya di atas abjad tak tersusun
Telepon itu berdering dan membawaku pada masa lalu
Sebuah masa kebahagiaan (ketika hujan turun)
Dan kuharap hujan sore ini tak lekas mereda
Karena aku takut ketika hujan mereda
Kebahagiaan yang tercipta secara alamiah ini sirna
Tetapi biarlah hujan terus turun membawa kebahagiaan selalu
Untuk mendamaikan hatiku, tempat tersembunyi dalam jiwa ini



Tulisan Komunikasi Berbatas ini dipersembahkan khusus untuk diri saya secara pribadi (mungkin juga untuk seorang sahabat yang baru chat via YM).

26 November 2008

Tidak ada komentar: