pagi begitu sunyi, ia pilu
di dalam hatinya, ia mendekap luka
orang-orang berujar ia kesepian
disandera oleh segala bilur-bilur
dan tentang cerita pedih tiada akhirnya
pagi menuju kepada hilir sungai
dibungkamnya sunyi, biar orang bergidik
karena sunyi itu tentang kefanaan yang arif
segala tentang yang arif harus dibunuh
untuk itu ia melakukannya
pagi membunuh sunyi, mengundang keramaian
biar esok sunyi datang diundang malam
dan pagi akan membunuhnya lagi
sementara di ujung sana, matahari menunggu
siapa yang akan menang dalam pertarungan itu
Bandung, 3 November 2011 | 05.42
A.A. - dalam sebuah inisial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar