ada mereka yang berlalu begitu saja
menumpang lewat tanpa permisi
senja berlalu, bersama kereta melaju
dan waktu tersibak di dalam kaku
Jakarta, 27 Juli 2012 - 18.41
A.A. - dalam sebuah inisial
Jumat, 27 Juli 2012
Selasa, 24 Juli 2012
Membangun Rahasia
Setiap yang kautulis adalah rahasia
seperti rumah yang hendak kaudirikan
di balik tembok-temboknya, tak seorang pun tahu
apa yang kautanamkan untuk menjadikannya kokoh
di balik dasar tanah di mana tembok itu bersemayam
apa yang kaurahasiakan di dalamnya
bersama bongkah batu, bersama kata-kata
bersama puisi yang kautuliskan itu
Setiap yang kauucap adalah rahasia
seperti keputusanmu untuk pergi tanpa pesan
tanpa kabar yang akan menunjukkanku harus ke mana
membiarkan aku menerka-nerka ke mana engkau bertujuan
tanpa alasan apa yang membuatku bisa membiarkanmu pergi
dan ada rasa khawatir yang berevolusi bersama waktu yang kulintasi
mungkinkah itu rindu, aku bertanya suatu ketika
dan bila benar, kau hanya menginginkan aku
menjelmakan rindu sebagai rahasia, seperi yang kau ucap
bersama kalimat yang kaumadahkan ke langit
Setiap yang kauembuskan adalah rahasia
seperti yang tak dapat kuketahui
ketika itu aku hanya boleh merasakan semata
tanpa bisa menyentuhnya, memeluknya
dibiarkannya menyiksa, sama seperti rindu yang tak habis
kemudian tak ada yang menjemputnya
di mana semestinya ia bersandar kepada hatinya yang kosong
Setiap yang kaurindukan adalah rahasia
rindu itu rahasianya, dan aku tak bisa membongkar rahasiamu
maaf,
kalau memang benar, rindu yang menjadi rahasiamu
Jakarta, 25 Juli 2012 | 00.12
A.A.- dalam sebuah inisial
seperti rumah yang hendak kaudirikan
di balik tembok-temboknya, tak seorang pun tahu
apa yang kautanamkan untuk menjadikannya kokoh
di balik dasar tanah di mana tembok itu bersemayam
apa yang kaurahasiakan di dalamnya
bersama bongkah batu, bersama kata-kata
bersama puisi yang kautuliskan itu
Setiap yang kauucap adalah rahasia
seperti keputusanmu untuk pergi tanpa pesan
tanpa kabar yang akan menunjukkanku harus ke mana
membiarkan aku menerka-nerka ke mana engkau bertujuan
tanpa alasan apa yang membuatku bisa membiarkanmu pergi
dan ada rasa khawatir yang berevolusi bersama waktu yang kulintasi
mungkinkah itu rindu, aku bertanya suatu ketika
dan bila benar, kau hanya menginginkan aku
menjelmakan rindu sebagai rahasia, seperi yang kau ucap
bersama kalimat yang kaumadahkan ke langit
Setiap yang kauembuskan adalah rahasia
seperti yang tak dapat kuketahui
ketika itu aku hanya boleh merasakan semata
tanpa bisa menyentuhnya, memeluknya
dibiarkannya menyiksa, sama seperti rindu yang tak habis
kemudian tak ada yang menjemputnya
di mana semestinya ia bersandar kepada hatinya yang kosong
Setiap yang kaurindukan adalah rahasia
rindu itu rahasianya, dan aku tak bisa membongkar rahasiamu
maaf,
kalau memang benar, rindu yang menjadi rahasiamu
Jakarta, 25 Juli 2012 | 00.12
A.A.- dalam sebuah inisial
Minggu, 22 Juli 2012
Bagian yang Belum Usai
Kadang cinta dapat membelenggu siapa saja tanpa permisi, tanpa memikirkan di mana kita berada dan sedang apa kita saat itu. Dia bisa saja menggoda diri untuk berlari dari sebuah kenyataan dan mengundang kita untuk berada di dunia lain. Menggondol sebuah keyakinan bahwa benar kita sedang jatuh cinta dalam keadaan macam apapun. Dengan siapa saja kita hiraukan dengan persepsi bahwa cinta sebegitu menggoda kita pada sebuah situasi yang tak pernah sulit untuk ditekuni, merasakannya.
- sebuah bagian yang belum usai
- sebuah bagian yang belum usai
Rabu, 18 Juli 2012
Meski Ada Matahari
Meski ada matahari di pagi ini
Aku tetap tak dapat melihat surga, G
Meski ada mataharu di pagi ini
Aku tetap merasa berbalut dingin, G
Mungking orang yang hatinya biasa terluka
Hanya bisa merasakan dingin, sedingin hatinya
Hanya bisa merasakan gelap, segelap lukanya
Bandung, 18 Juli 2012 | 08.09
A.A. - dalam sebuah inisial
Aku tetap tak dapat melihat surga, G
Meski ada mataharu di pagi ini
Aku tetap merasa berbalut dingin, G
Mungking orang yang hatinya biasa terluka
Hanya bisa merasakan dingin, sedingin hatinya
Hanya bisa merasakan gelap, segelap lukanya
Bandung, 18 Juli 2012 | 08.09
A.A. - dalam sebuah inisial
Minggu, 08 Juli 2012
Kepada yang Tak Memiliki Segalanya
G,
Pada dasarnya memang kita tak memiliki apa-apa
sejak lahir, segalanya diawali dengan pemberian
bahkan untuk kembali pun, kita harus menyerahkannya kembali
G,
Pada dasarnya memang kita tak memiliki apa-apa
kita diciptakan untuk menciptakan hal yang lain
kemudian memberikan lagi kepada Yang Mencipta
G,
Pada dasarnya memang kita tak memiliki apa-apa
tak perlu tinggi-tinggi berharap, tak perlu sempurna
demikianlah apa yang harusnya, itulah yang kamu jalani
Jakarta, 8 Juli 2012 | 21.45
A.A. - dalam sebuah inisial
Pada dasarnya memang kita tak memiliki apa-apa
sejak lahir, segalanya diawali dengan pemberian
bahkan untuk kembali pun, kita harus menyerahkannya kembali
G,
Pada dasarnya memang kita tak memiliki apa-apa
kita diciptakan untuk menciptakan hal yang lain
kemudian memberikan lagi kepada Yang Mencipta
G,
Pada dasarnya memang kita tak memiliki apa-apa
tak perlu tinggi-tinggi berharap, tak perlu sempurna
demikianlah apa yang harusnya, itulah yang kamu jalani
Jakarta, 8 Juli 2012 | 21.45
A.A. - dalam sebuah inisial
Bapa Kami
Kudengar seorang anak berdoa di pinggir jalan, katanya kepada Tuhan:
- Bapa kami yang di sorga,
- dikuduskanlah nama-Mu.
- Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
- di bumi seperti di sorga.
- Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,
- dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni
- orang yang bersalah kepada kami.
- Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
- tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
Kemudian, air mataku meleleh.
Jatuh ke tanah, untuk menguap
Seperti doa-doa yang dilangitkan anak itu
Jakarta, 8 Juli 2012 | 21.39
A.A. - dalam sebuah inisial
Selasa, 03 Juli 2012
Baik
Sesederhana bahagia, itulah kebaikan sesungguhnya
kekalahan yang terkecap untuk dinikmati pahitnya
air mata yang mengalir mengajarkan melepas kebahagiaan
terluka yang terbekas meninggalkan perih yang membatin
lalu, bagaimana kamu menikmatinya?
Rasakan bahagia yang tersisa, melekat, dan jangan larut
dan kamu merasakan sesuatu yang baik
lantas, apa lagi yang harus kamu sangkal?
Jakarta, 3 Juli 2012 | 22.07
A.A. - dalam sebuah inisial
kekalahan yang terkecap untuk dinikmati pahitnya
air mata yang mengalir mengajarkan melepas kebahagiaan
terluka yang terbekas meninggalkan perih yang membatin
lalu, bagaimana kamu menikmatinya?
Rasakan bahagia yang tersisa, melekat, dan jangan larut
dan kamu merasakan sesuatu yang baik
lantas, apa lagi yang harus kamu sangkal?
Jakarta, 3 Juli 2012 | 22.07
A.A. - dalam sebuah inisial
Langganan:
Postingan (Atom)