mungkin alam tercipta dengan caranya yang dahsyat
dengan misteri yang tak seorang manusia pun mengerti
betapa kelamnya dunia tanpa hiruk-pikuk
atau ditemukan cara yang menarik mengisi kekosongan
andai nenek moyangku masih hidup
mungkin kini akan diceritakannya tentang kehidupan
yang sering diceritakan dalam dongeng-dongeng
diantarkannya aku dalam tidur kepada mimpi-mimpi
agar ada dunia baru tercipta dari kata-kata
manusia kini hanya mengerti tentang ramai
udara yang benar-benar tak terlihat hampir tak lagi ada
kupercaya nenekku akan bercerita betapa mudahnya ia menemukan
hanya cukup membuka jendela rumah dari atas pohon
diberikan hadiah pula oleh pagi dengan riuh cicit burung
berlomba mengisi suara pagi yang masih mengenal dingin
kalau nenekku bercerita tentang apa yang ada
di seribu tahun yang lalu
aku percaya, sekarang aku sedang tertidur
sembari mengigit jariku
karena iri yang begitu tinggi, iri yang ada di hati
untuk dunia yang masih mengenal hal-hal baik
Bandung, 27 April 2012 | 19.19
A.A.- dalam sebuah inisial
*) Ah, betapa baiknya waktu itu. Ia menunjukkan apa yang terjadi saat ini, apa yang aku rasakan sekarang, memberikan pertanda akan umur dan usia.
Jumat, 27 April 2012
Rabu, 25 April 2012
Nocturnal
pabrik kata-kata memulai produksi ketika malam menjelang
buruh-buruh mulai bekerja
mesin-mesin menyala
asap pun mengepul tinggi
pabrik kata-kata mulai sibuk dengan setiap kata yang keluar
disusunnya dengan komposisi huruf
dirapikan dengan tanda baca
ditata di dalam paragraf
pabrik kata-kata bersiap mendistribusikan kata yang telah terproduksi
dibungkusnya rapi di dalam plastik esai
dimasukkannya ke dalam kotak cerita
disiapkannya untuk diberangkatkan kepada pembaca
kemudian, pagi menjelang, pabrik pun merasakan lelah
mesin-mesin dimatikan
buruh-buruh pulang
asap pun tak terlihat lagi
dan, setiap kata yang tercipta telah memilih pelanggannya sendiri, yakni pembaca
Bandung, 25 April 2012 | 23.34
A.A. - dalam sebuah inisial
buruh-buruh mulai bekerja
mesin-mesin menyala
asap pun mengepul tinggi
pabrik kata-kata mulai sibuk dengan setiap kata yang keluar
disusunnya dengan komposisi huruf
dirapikan dengan tanda baca
ditata di dalam paragraf
pabrik kata-kata bersiap mendistribusikan kata yang telah terproduksi
dibungkusnya rapi di dalam plastik esai
dimasukkannya ke dalam kotak cerita
disiapkannya untuk diberangkatkan kepada pembaca
kemudian, pagi menjelang, pabrik pun merasakan lelah
mesin-mesin dimatikan
buruh-buruh pulang
asap pun tak terlihat lagi
dan, setiap kata yang tercipta telah memilih pelanggannya sendiri, yakni pembaca
Bandung, 25 April 2012 | 23.34
A.A. - dalam sebuah inisial
Senin, 16 April 2012
Perihal: Menunggu Pagi
G,
Begitulah keseharianku: menunggu pagi. Pagi yang utuh bagiku adalah pagi dengan matahari yang ada di langit, dingin yang menusuk-nusuk, dan embun yang masih bersandar mesra di dedaunan. Pagiku sempurna karena setangkup roti dan secangkir kopi tersedia lagi. Pagiku manis karena suara burung yang membangunkanku dengan perlahan. Pagiku indah karena aku bangun kembali untuk menunaikan tugas yang tak pernah usai. Aku tak lantas mengeluh, bukan keinginanku pula untuk hal itu.
Menunggu pagi adalah menunggu dengan baik, mengajarkan sabar kepadaku sampai tiba waktunya.
Bandung, 16 April 2012 | 04.18
A.A. - dalam sebuah inisial
Begitulah keseharianku: menunggu pagi. Pagi yang utuh bagiku adalah pagi dengan matahari yang ada di langit, dingin yang menusuk-nusuk, dan embun yang masih bersandar mesra di dedaunan. Pagiku sempurna karena setangkup roti dan secangkir kopi tersedia lagi. Pagiku manis karena suara burung yang membangunkanku dengan perlahan. Pagiku indah karena aku bangun kembali untuk menunaikan tugas yang tak pernah usai. Aku tak lantas mengeluh, bukan keinginanku pula untuk hal itu.
Menunggu pagi adalah menunggu dengan baik, mengajarkan sabar kepadaku sampai tiba waktunya.
Bandung, 16 April 2012 | 04.18
A.A. - dalam sebuah inisial
Selasa, 10 April 2012
Waktu di Antara Kenyataan
G yang baik,
Pada akhirnya aku memilih untuk mengikuti kenyataan, entah seburuk dan semanis apa. Entah seperih dan segembira mana. Entah sejauh dan sedekat apa. Aku telah memilih untuk menjadi seseorang yang memiliki langkah ke mana harus berjalan di antara kesendirian dan keramaian; mengikuti waktu di antara kenyataan yang tidak lagi dapat ditolak.
Penyangkalan memang bisa membuat kita merasakan sakit sendiri. Lari daripada kenyataan bisa meruntuhkan jati diri yang penuh akan kebimbangan dan penolakan hanya akan membuat kita berpendar pada cahaya yang tidak membutuhkan kita.
G yang baik,
Senantiasa aku memilih langkahku sebagai awal dari hidup yang pasti bisa lebih banyak berharap. Harapanlah yang memberi kita porsi lebih untuk berani menghadapi kenyataan, sepahit apa pun itu.
Doaku selalu,
A.A.
Bandung, 10 April 2012 | 05.58
A.A. - dalam sebuah inisial
Pada akhirnya aku memilih untuk mengikuti kenyataan, entah seburuk dan semanis apa. Entah seperih dan segembira mana. Entah sejauh dan sedekat apa. Aku telah memilih untuk menjadi seseorang yang memiliki langkah ke mana harus berjalan di antara kesendirian dan keramaian; mengikuti waktu di antara kenyataan yang tidak lagi dapat ditolak.
Penyangkalan memang bisa membuat kita merasakan sakit sendiri. Lari daripada kenyataan bisa meruntuhkan jati diri yang penuh akan kebimbangan dan penolakan hanya akan membuat kita berpendar pada cahaya yang tidak membutuhkan kita.
G yang baik,
Senantiasa aku memilih langkahku sebagai awal dari hidup yang pasti bisa lebih banyak berharap. Harapanlah yang memberi kita porsi lebih untuk berani menghadapi kenyataan, sepahit apa pun itu.
Doaku selalu,
A.A.
Bandung, 10 April 2012 | 05.58
A.A. - dalam sebuah inisial
Jumat, 06 April 2012
19.56
entah apa yang menarik dengan angka itu
aku sendiri tidak tahu, tapi aku bergetar
di dalam diam hari ini, kelu bibir
aku menjadi enggan untuk berbicara lebih
kukatakan kepada kawanku tentang digit itu
katanya, ah, sekadar perasaanmu yang bisu
ada pula yang mengatakan hanya menit yang berlalu
tapi tubuhku bergetar ketika aku tahu apa yang ada
kata seorang kepadaku di dalam perjalanan
semakin dewasa, kita semakin takut akan kehilangan
kini aku percaya, sungguh kata-kata itu tak kusangkal
bahkan waktu yang akan berlalu pun aku takut kehilangannya
entah, aku merasa ada yang tidak biasa
dan entah apa pun itu, aku takut dengan kehilangan
seperti manusia dewasa lainnya
atau pula, aku takut untuk kehilangan masa kecil
Jakarta, 6 April 2012 | 20.02
A.A. - dalam sebuah inisial
aku sendiri tidak tahu, tapi aku bergetar
di dalam diam hari ini, kelu bibir
aku menjadi enggan untuk berbicara lebih
kukatakan kepada kawanku tentang digit itu
katanya, ah, sekadar perasaanmu yang bisu
ada pula yang mengatakan hanya menit yang berlalu
tapi tubuhku bergetar ketika aku tahu apa yang ada
kata seorang kepadaku di dalam perjalanan
semakin dewasa, kita semakin takut akan kehilangan
kini aku percaya, sungguh kata-kata itu tak kusangkal
bahkan waktu yang akan berlalu pun aku takut kehilangannya
entah, aku merasa ada yang tidak biasa
dan entah apa pun itu, aku takut dengan kehilangan
seperti manusia dewasa lainnya
atau pula, aku takut untuk kehilangan masa kecil
Jakarta, 6 April 2012 | 20.02
A.A. - dalam sebuah inisial
Menunggu Pagi
Menunggu kehilangan malam
Kehilangan gelap yang paling gelap
Menunggu kedatangan pagi
Kedatangan terang yang paling terang
Ada yang datang dan pergi
Seperti apa pun yang telah ada di dunia
Untuk berakhir
Kehilangan gelap yang paling gelap
Menunggu kedatangan pagi
Kedatangan terang yang paling terang
Ada yang datang dan pergi
Seperti apa pun yang telah ada di dunia
Untuk berakhir
Langganan:
Postingan (Atom)